Selasa, 22 November 2011

AGROKLIMATOLOGI



AGROKLIMATOLOGI





OLEH:
HOT ARYANTO SITOMPUL
1006121495


PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Agroklimatologi adalah ilmu yang menpelajaritentang klimatologi dan berkaitan dengan bidang pertanian. Dalam makalah ini terdapat penjelasan dan materi  yang berhubunagan dengan antara klimatologi dengan bidang pertaniaan, seperti: suhu, kelembapan, curah hujan, iklim, siklus hidrologi dll.
            Makalah ini disusun  untuk menpermudah para mahasiswa lebih mudah menperoleh wacana tentang Atmosfer. Dalam makalah ini berisikan tentang cuplikan Atmosfer yang ada dibumi kita ini dan masih kita rasakan sampai sekarang ini. Makalah ini sangat menbantu para mahasiswa untuk menperoleh dan mengerti tentang Atmosfer yang kami perbuat.  Makalah ini suatu saat  pasti kita butuhkan, oleh karena itu makalah tersusun semestinya untuk kita pelajari dihari-hari yang akan datang dan kita menjadi lebih mudah untuk mendapatkan dan menpelajari dan memahami kembli.
            Makalah ini dapat kita pelajari dan memahaminya dimana saja, baik dirumah, dikampus, maupun diperkarangan kampus kita sendiri dan dimana saja kita berada. Makalah ini dapat dipelajari setiap kalangan SD, SMP, SMA, MAHASISWA, dan PENGUSAHA dan maupun para MASYARAKAT dan secra umum. Makalah ini dapat diberikan mulai sejak dini (mulai dari anak-anak) agar mereka akan mengerti dan dapat menjaga dan menlindungi setelah mereka menjadi dewasa.

1.2 Tujuan
            Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini:
·         Menpermudah untuk menperoleh informasi tentang suhu dan manfaatnya.
·         Untuk menpermudah menpelajari tentang Atmosfer dan manfaatnya.
·         Untuk mengetahui tentang siklus hidrologi dan manfaatnya.
·         Untuk menpelajari bagaimana proses terjdinya proses siklus hidrologi.
·         Untuk mengetahui pengertian dari suhu, iklim, cuaca, silklus hidrologi, dll.



BAB II
ISI

2.1. Mencari buku berhubungan dengan agroklimatologi
2.1.1 Buku/Internet yang berhubungan dengan Agroklimatologi
No
Judul dan  Pengarang
Lokasi/inetrnet
1
Klimatologi
(Bayong Tyjasyono)
·         Bayong, T.H.k, 1987. Iklim & Lingkungan. Penerbit PT. Cendikiajaya Utama, bandung, PP. 187.
·         Bayong. T.H.K, dkk, 1982. Probalitas Curah Hujan di Wilayah indonesia. Laporan Riset, lapi-ITB.
2
Agroklimatologi
(Touringrider)
4
Agroklimatologi
(Gunawanmuyar’s Blog
4
Goes to gren: Agroklimatologi
5
Agroklimatologi
(station klimatologi klas 2 karang ploso)

2.1.2  Kenapa perlu menpelajari Agroklimatologi
·         untuk mengetahui hubungasn antara unsur-unsur iklim dengan proses pertumbuhan tanaman.
·         Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan dalam kehidupan tanaman.
·         Untuk mengetahui dan menpelajari tentang cuaca dan iklim dan sebagainya.
·         Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang menpengaruhui dalam bidang pertanian.
·         Untuk memahami bagaimana iklim menpengaruhi hama tanaman.



2.1.3 Apa pengertian Agroklimatologi, cuaca, iklim, sertanya manfaatnya?
              A. Agroklimatologi
                        Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman. Kita akan mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa tinggi, respirasi optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari ilmu ini adalah bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi unsur udara dan air.
Kisaran Agroklimatologi :

ü  Radiasi
Suhu
Kelembapan udara
Angin
Awan
Hujan
Gas


Manfaat Agroklimnatologi :
ü  Untuk mengtahui dalam penjadwalan tanam & panen budidaya pertaniaan.
ü  Penentuan jenis tanaman untuk wilayah yang akan ditanam dan sebaliknya.
ü  Dalam teknik buididaya pertanian.
ü  Desaign bangunan pertanian.
ü  Antisipasi kegagalan dalam panen.
ü  Untuk uapaya peningkatan produksi panen.

B. Cuaca
                        Cuaca adalah Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah  tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari
gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya:  pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jamnya.


            C. Iklim

                        Iklim adalah Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.



            Manfaat Iklim dan Cuaca:

ü  Menyesuaikan diri untuk menyelenggarakan kegiatan usaha yang sed\rasi dengan siuafat cuaca dan iklim sehingga terhindar dari hambatan/kerugian.
ü  Menyelenggarakan kegiatan atau usaha dibidang teknik, sosial, ekonomi dfengan menerapkan teknologi.




2.2 Atmosfer
        2.2.1 Pengertian Atmosfer
            Berasal dari bahasa Yunani, yaituat mos (uap) danshpaira (bola/bumi). Jadi, atmosfer mempunyai pengertian selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi. Atmosffer berasal dari kata Yunani :: atmos artinya uap dan sphaira artinya bulatan. Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.



2.2.2 Komposisi udara
Komposisi udara bersih sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain di seluruh dunia.
Rata-rata persentase (per volume) gas dalam udara bersih dan kering:
Nitrogen          78%
Oksigen           20,8%
Argon              0,9%
Gas lain           0,3%


Gas lain (helium, neon, krypton, xenon, hydrogen, dan methan) merupakan gas yang permanen. Gas yang tidak permanen misalnya karbondioksida, ozon, amoniak, uap air, karbonmonoksida, sulfurdioksida, dll.
Udara juga mengandung uap air yang jumlahnya bervariasi. Udara kering (misal di daerah gurun) mengandung sedikit uap air. Udara basah (misal di wilayah hutan tropis) bisa mengandung 6% uap air


2.3 Struktur vertikal atmosfer
           

           

           
2.3.1        Lapisan troposfer

Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan ini. Pada lapisan troposfer terdapat penurunan suhu yang terjadi karena troposfer menyerap sangat sedikit radiasi gelombang pendek dari matahari, sementara permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya (dapat melalui konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada proses kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.

Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan.
Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
Adveksi   : proses pemanasan secara horizontal.
Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air.
Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.




Ciri-ciri lapisan troposfer:

1.Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, sehingga suhu turun dengan bertambahnya ketinggian pada situasi meteorologi (ilmu tentang cuaca). Nilainya berkisar antara 0,5°C dan 1°C tiap 100 meter dengan nilai rata-rata 0,65°C tiap 100 meter. Di wilayah dataran rendah setiap kenaikan 100 meter, suhu akan mengalami penurunan 0,5° C.

2.Udara troposfer atas sangat dingin sehingga lebih berat dibandingkan dengan udara di atas
tropopause yang menyebabkan udara troposfer tidak dapat menembus tropopause.
                                                                                                                                               
3.Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu -80°C. Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km dengan suhu -40°C.Tr op o p a u se adsalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan stratosfer.


2.3.2Lapisan stratosfer
Lapisan atmosfer di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebutstratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0°C.
2.3.3 Lapisan mesosfer
Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan orde suhu 0,4°C setiap 100 meter, karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi olehmesopause yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah (-100°C). Ketinggian sekitar 85 km.
2.3.4 Lapisan Termosfer
            Lapisan termosfer  dengan ketinggian atas 80 KM, diduga (100-250 KM) dengan terdapat molekul dan atom N2, O2, N, O dan Pola perubahan suhu inversi. Suhu dr -95oC (80 km) hingga 50oC (100 km), Disebut lapisan ionosfer  kerena berlangsung proses ionisasi gas N2, O2 ,Diatas 100 km, pengaruh radisasi UV dan sinar X semakin kuat. Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan namaionos fer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.
Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfir) – Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
1. Lapisan Udara Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70° C sampai +50° C .                                                
2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C .
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85 dan 300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100o C sampai ratusan bahkan ribuan derajat. Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian 1000 km. Suhu termopause adalah konstant terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu, yaitu dengan insolasi (incoming solar radiation). Suhu pada malam hari berkisar antara 300 dan 1200o C dan pada siang hari antara 700 dan 1700o C. Densitas termopause sangat kecil, kira-kira 10 kali densitas atmosfer permukaan tanah.



2.4      Peranan Atmosper

1.      Atmosfer merupakan sumber gas dan air presipitasi.
2.      Atmosfer a filter radiasi surya, shg kualitas spektrum ke permukaan bumi tidak bersifat merusak organ tubuh mahluk hidup.
3.      Pada sisitim neraca energi radiasi, Atmoser merupakan penyangga, sehingga bumi terhindar dari pemanansan dan pendinginan yang berlebihan.
4.      Pada proses fisika di permukaan bumi, atmosfer pengatur kelestarian mekanisme cuaca dan iklim.



2.5  Udara Natural

Udara natural dalam atmosfer, terdiri dari:
·         Udara kering : : gas-gas atmosfer seperti CO2, O2,N2, dll.
·         Uap air, dapat berubah fasa.
·         Aerosol atmosfer yang higroskopis bertindak sebagai IKA.

Ø  O2, penting bagi kehidupan, untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup.
Ø  O3, gas ini terutama terdapat pada ketinggian antara 20 dan 30 km, membentuk ozonosfer yang menyerap energi UV.
Ø  CO2, menyebabkan efek rumah kaca, pemanasan global, disebut gas rumah kaca (greenhouse gas).
Ø  H2O, sangat penting dalam proses cuaca, karena berubah fasa. Dari uap menjadi fasa cair disebut kondensasi, sebaliknya evaporasi. Dari uap menjadi fasa padat (es) disebut deposisi, sebaliknya sublimasi. Dari air menjadi fasa padat (es) disebut membeku, sebaliknya melebur.

2.6      Eksplorasi Temperatur Atmosfer

• Untuk pertama kali temperatur vertikal diukur dengan balonsonde.. Diperoleh bahwa pada lapisan bawah rata-rata 10 km,, susut temperatur (lapserate) 7 derajat per km..
• Tahun 1902,, Teisserenc de Bort (1885–1913) meteorologiwan Prancis dan Assmann (1845–1918) meteorologiwan Jerman,, secara terpisah menemukan lapisan diatas 10 km,, dimana temperatur naik dengan ketinggian (inversi temperatur).. De Bort menyebut lapisan susut temperatur :: troposfer dan lapisan inversi temperatur :: stratosfer..
• Molchanov (1893–1941) meteorologiwan Soviet dalam tahun 1927 menemukan raiosonde yang mampu mengukur temperatur,, tekanan,, kelembapan sampai ketinggian 40 km..
• Untuk paras yang lebih tinggi struktur temperatur diukur oleh roket dan dideduksi (diturunkan) secara tidak langsung oleh observasi satelit cuaca..
• Tatanama lapisan atmosfer menurut distriibusi vertikal adalah troposfer,, stratosfer,, mesosfer dan termosfer yang puncaknya masing-masing tropopause, stratopause, mesopause dan termopause.


2.7 Dampak Aktivitas Manusia

• Sejak revolusi industri pencemaran atmosfer terus naik, berdampak serius pada kesehatan manusia
• Efek pencemaran atmosfer
a. Perubahan komposisi atmosfer
b. Perubahan partikel atau aerosol atmosferik
c. Perubahan temperatur atmosfer
• CO2 memberi efek rumah kaca, CO adalah gas aktif dan beracun.
• Jika pembakaran bbm oleh kendaraan bermotor secara sempurna maka muncul CO2, jika tidak sempurna keluar CO.
• Sulfur dioksida SO2 dan asam belerang H2SO4 dari pembakaran bbm,, batu bara dan proses industri adalah gas beracun dan menimbulkan hujan asam..
• Kebakaran hutan dan bahan kimia seperti formaldehida dapat menyebabkan kabas (smog)..
• Percobaan bom atom dan pabrik tenaga nuklir merupakan ancaman baru dengan kadar racun yang tinggi.. Bahaya radioaktif berkaitan dengan medis dan keturunan..
• CFC (chlorfluorocarbons) terutama Freon 11 (CFCll3) dan Freon 12 (CF2Cll2) dapat merusak lapisan ozon.. Dampak lubang ozon stratosferik adalah penetrasi radiasi matahari diimana organisme biologis sangat sensitif seperti;; kanker kulit,, penyakit katarak,, penurunan hasil pertanian dan penurunan jjumlah plankton di laut.




2.3 Suhu

2.3.1 Pengertian Suhu
            Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
            Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Pada termometer, zat yang paling banyak digunakan adalah alkohol dan raksa. Yang menjadi pelopor pembuatan termometer adalah Galileo Galilei (1564-1642). Prinsip kerja termometer buatan Galileo didasaran pada perubahan volume gas di dalam labu. Prinsip kerja termometer biasanya menggunakan sifat pemuaian zat cair. Jadi, pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat bertambahnya suhu zat.
            Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.

2.3.2 Alat Penguku Suhu
            Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda adalah termometer.
            Macam – macam termometer
A. Berdasarnya zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi :
1) Termometer zat padat.
            Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang dililitkan pad mika dan dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas.
            Contoh: Termometer platina
2) Termometer zat cair.
            Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer Fahrenheit, Celcius, Reamur.
            Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi termometer adalah sebagai berikut:
¡  mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol dapat diberi warna merah.
¡  daerah ukurannya sangat luas (raksa : – 390C s/d 3370C dan alkohol: -1140C – 780C)
¡  keduanya merupakan panghantar kalor yang baik
¡  keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil
3) Termometer gas
Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi.
Contoh: termometer gas pada volume gas tetap

B. Berdasarkan pembuatnya, antara lain:
            1) termometer Celcius
            2)termometer Fahrenheit
            3) termometer Reamur
            4)termometer Kelvin
C. Berdasarkan penggunaanya, antara lain:
            1) Termometer Laboratorium
            2) Termometer suhu badan / klinis

2.3.3 Satuan Suhu
  1.             Celcius
Ø  Nama ini berasal dari ahli astronomi Anders Celsius (1701–1744).
Ø  Definisi resmi Celsius saat ini menyatakan bahwa 0,01 °C berada pada triple point air dan satu derajat adalah 1/273,16 dari perbedaan suhu antara triple point air dan nol absolut.
Ø  Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer.
Ø  SkalSkala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273.
Ø  Celcius
                        Titik Bawah = 0oC
                        Titik Atas = 100oC
Antara titik bawah dan titik atas dibagi         menjadi 100 bagian. Tiap bagian disebut 1 (satu) derajat.
B.     Rhramur
Ø   skala suhu yang dinamai menurut René Antoine Ferchault de Réaumur, yang pertama mengusulkannya pada 1731.
Ø  Titik beku air adalah 0 derajat Réaumur, titik didih air 80 derajat.
Ø  satu derajat Réaumur sama dengan 1,25 derajat Celsius atau kelvin.
Ø  termometer Réaumur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan termometer Réaumur sejati.
Ø  Skala Reamur
Titik Bawah = 0oC
Titik Atas = 80oC
Antara titik bawah dan titik atas dibagi menjadi 80 bagian Tiap bagian disebut 1 (satu) derajat.
Ø  Skala Réaumur digunakan secara luas di Eropa, terutama di Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan oleh Celsius.
C. Kelvin
Ø  skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai 0 K.
Ø    Satuan untuk skala Kelvin adalah kelvin (lambang K), dan merupakan salah satu dari tujuh unit dasar SI.
Ø  Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta: nol kelvin adalah nol absolut (ketika gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamik triple point air (0,01 °C).
Ø  Skala Kelvin
                        Titik Bawah (tb)= 273oC
                        Titik Atas (ta) = 373oC
Antara titik bawah dan titik atas dibagi menjadi 100 bagian. Tiap bagian disebut 1 (satu) derajat.
Ø  Pada suhu tertentu, partikel zat akan berhenti dari bergerak. Keadaan ini diartikan oleh Kelvin sebagai 0 derajat mutlak atau 0 K. Yang lebih kita kenala sebagai suhu nol mutlak.
D. Fanrenheit
Ø  Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736).
Ø  Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Dalam skala ini, titik beku air adalah 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32°F) dan titik didih air adalah 212 derajat Fahrenheit.
Ø  Skala Fahrenheit
                        Titik Bawah(tb) = 32oC
                        Titik Atas(ta) = 212oC
            Antara titik bawah dan titik atas dibagi menjadi 180 bagian Tiap bagian disebut 1 (satu) derajat.

2.3.4 Rumus Konversi Suhu
Konversi  Dari
Ke
Romus
Celcius
Fahrenheit
°F = °C × 1,8 + 32
Fahrenheit
Celcius
°C = (°F − 32) / 1,8
Celcius
Kelvin
K = °C + 273,15
kelvin
Celcius
°C = K − 273,15






Konversi dari
ke
Rumus
Fahrenheit
Celsius
°C = (°F – 32) / 1.8
Celsius
Fahrenheit
°F = °C × 1.8 + 32
Fahrenheit
Kelvin
K = (°F – 32) / 1.8 + 273.15
Kelvin
Fahrenheit
°F = (K – 273.15) × 1.8 + 32



Konversi dari
ke
Rumus
Kelvin
Fahrenheit
°F = K × 1,8 − 459,67
Fahrenheit
Kelvin
K = (°F + 459,67) / 1,8
Kelvin
Celsius
°C = K − 273,15
Celsius
Kelvin
K = °C + 273,15




2.4 Curah Hujan
2.4.1 Pengertian
            Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Curah hujan harian adalah curah hujan yang diukur selama 24 jam. Masa 24 jam akan berakhir sesuai dengan tanggal yang tercantum pada waktu. Untuk curah hujan harian dari sumber yang tidak teratur, yaitu mereka yang laporan bulanan atau mingguan, kemudian jumlah hari dimana curah hujan diukur. Sekali lagi periode berakhir pada hari lain.

Satuan curah hujan adalah milimeter (mm), yang merupakan ketebalan air hujan yang terkumpul dalam tempat pada luasan 1 m2, permukaan yang datar, tidak menguap dan tidak mengalir.
  1. Rata-rata curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
  2. Normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
  3. Standar normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun

2.4.2 Kriteria intensitas curah hujan :
  • Hujan sangat ringan : Intensitas < 5 mm dalam 24 jam
  • Hujan ringan : Intensitas 5 – 20 mm dalam 24 jam
  • Hujan sedang : Intensitas 20 – 50 mm dalam 24 jam
  • Hujan lebat : Intensitas 50 – 100 mm dalam 24 jam
  • Hujan sangat lebat : Intensitas > 100 mm dalam 24 jam


2.4.3 Kriteria distribusi curah hujan bulanan :
  • Rendah : 0 – 100 mm
  • Menengah : 101 – 300 mm
  • Tinggi : 301 – 400 mm
  • Sangat Tinggi : > 400 mm

2.4.4 Pengukuran Curah Hujan
Metode yang dapat digunakan untuk merata-rata curah hujan dari suatu DAS adalah sebagai berikut :
1. Metode rata-rata hitung
Metode ini ditentukan dengan cara menjumlahkan tinggi hujan dari semua tempat pengukuran selama kala tertentu, dibagi dengan jumlah pos pengukuran, metode ini sebaiknya dipakai pada daerah yang datar, pos hujan banyak dan sifat hujannya merata.
2. Metode thiesen
Metode ini ditentukan dengan cara membuat poligon antar pos hujan pada suatu wilayah DAS kemudian tinggi hujan rata-rata daerah dihitung dari jumlah perkalian antara tiap-tiap luas poligon dan tinggi hujannya dibagi dengan luas seluruh DAS, metode ini cocok untuk menentukan tinggi hujan rata-rata, apabila pos hujannya tidak merata.
3. Metode isohiet
Metode ini ditentukan dengan cara menggunakan peta garis kontur hujan daerah dan tinggi hujan rata-rata DAS dihitung dari jumlah perkalian tinggi hujan rata-rata diantara garis isohiet dengan luas antara kedua garis isohiet tersebut dibagi luas seluruh DAS, metode ini cocok untuk daerah pegunungan dan yang berbukit-bukit.

2.4.5 Sifat Hujan

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu :
  1. Atas  Normal ( A ) Jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya lebih besar dari 115 %
  2. Normal  ( N ) Jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya antara 85 % – 115 %
  3. Bawah Normal ( BN ) Jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya kurang dari 85 %

2.4.6        NORMAL CURAH HUJAN
  1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
  1. Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
  1. Standar Normal Curah Hujan Bulanan
Standar Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun, dimulai dari tahun 1901 s/d 1930, 1931 s/d 1960, 1961 s/d 1990 dan seterusnya.

2.4.7  Pola Hujan
            Berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, umumnya wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) pola hujan, yaitu :
·         Pola hujan monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim  kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona  Musim (ZOM).
·         Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan.
·         Pola hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan dengan pola monsun.





2.5 KELEMBAPAN
2.5.1 Pengertian
            Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Istilah kelembapan biasanya digunakan dalam bahasa seharian untuk merujuk pada kelembapan bandingan. Kelembapan bandingan ditakrifkan sebagai jumlah wap air dalam satu sampel udara yang dibandingkan dengan jumlah maksimum wap air udara yang dapat dikandungkan pada sebarang suhu tertentu. Kelembapan juga dapat diungkapkan sebagai kelembapan mutlak dan kelembapan tentu. Kelembapan bandingan adalah metrik penting yang digunakan dalam ramalan cuaca. Kelembapan menunjukkan besar kemungkinan kerpasan, embun atau kabus. Kelembapan tinggi membuatkan orang berasa lebih panas di luar pada musim panas kerana ia mengurangkan keberkesanan perpeluhan untuk menyejukkan tubuh badan dengan mencegah penyejatan peluh daripada kulit. Kesan ini dihitung dalam jadual indeks haba. Wap air yang panas mempunyai lebih tenaga haba berbanding wap air yang sejuk dan oleh itu lebih banyak wap air menyejat ke dalam udara panas berbanding udara sejuk.

2.5.2  Kelembapan Mutlak
Kelembapan mutlak ialah kuantiti air dalam isipadu tertentu udara. Unit paling biasa adalah gram per meter padu, walaupun sebarang unit jisim dan unit isipadu dapat digunakan. Pound per kaki padu adalah biasa di AS, dan malahan kadang kala unit-unit lain yang mencampur baurkan sistem British dan metrik digunakan. Jika semua air dalam satu meter padu udara dipemeluapkan ke dalam sebuah bekas, bekas itu dapat ditimbang untuk menentukan kelembapan mutlak. Jumlah wap dalam kubus udara itu adalah kelembapan mutlak bagi meter padu udara itu. Lebih teknikal: Kelembapan mutlak AH sama dengan jisim wap air mw, per meter padu udara, Va .
Bagaimana pun, kelembapan mutlak berubah apabila tekanan udara berubah. Ini sangat menyukarkan pengiraan kejuruteraan kimia, misalnya bagi pengering pakaian yang suhu dapat sangat berubah-ubah. Akibatnya, kelembapan mutlak pada umumnya ditakrifkan dalam kejuruteraan kimia sebagai jisim wap air per seunit jisim udara kering, juga dikenali sebagai jisim nisbah campuran, yang lebih rapi bagi pengiraan keseimbangan haba dan jisim. Jadi jisim air per seunit isipadu seperti dalam persamaan di atas dapat ditakrifkan sebagai kelembapan isipadu metrik. Disebabkan kekeliruan yang mungkin, Standard British BS 1339 (semakan 2002) mencadangkan penghindaran istilah "kelembapan mutlak". Unit-unit seharusnya selalu diperiksa. Kebanyakan carta-carta kelembapan diberikan dalam g/kg atau kg/kg, tetapi sebarang unit jisim dapat digunakan.

2.5.3 Kelembapan Udara

        Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. Kelembaban udara dibedakan atas:

1. Kelembaban Spesifik Adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam 1 kilo gram udara.
2. Kelembaban Absolut/ Densitas uap air dalam udara Yaitu banyaknya uap air dalam setiap         unit volume udara.
3.       Kelembaban Relatif/ Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi (RH) mempunyai dua pengertian, yaitu:
a.  Perbandingan jumlah uap air yang ada secara nyata (actual) dengan jumlah uap air maksimum yang mampu dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.
b. Banyaknya tekanan uap yang ada secara nyata (actual) dengan tekanan uap maksimum pada suhu yang sama.

 

2.5.4 Kelembapan absolut

Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3).

2.5.6 Kelembapan spesifik

Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air, mw, per kilogram udara, ma .

2.6 SIKLUS HIDROLOGI
2.6.1 Pengertian
            Hidrologi adalah ilmu tentang air yang ada di bumi, yaitu keterdapatannya, sifat-sifat fisis dan kimiawinya, sirkulasi dan penyebarannya, serta reaksinya terhadap lingkungan, termasuk hubungannya dengan kehidupan. (Sianawati, 2009) Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju. (lablink).
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Siklus hidrologi adalah fenomena yang terutama terjadi di atmosfer dan digerakkan oleh panas dari Matahari yang menguapkan air dari samudera dan daratan. Uap air yang dihasilkan bergerak naik masuk ke atmosfer dan kemudian bergerak bersama aliran udara. Dalam perjalanannya bersama aliran udara, beberapa bagian uap air mengalami kondensasi dan kemudian mengalami presipitasi dalam bentuk hujan atau salju dan kembali ke samudera atau daratan. Air hujan yang jatuh ke daratan dapat mengalir masuk kedalam aliran sungai, meresap ke dalam tanah, atau menguap kembali ke udara untuk bergerak kembali dalam siklus. Sebagian air yang di dalam tanah diserap oleh tanaman, dan kemudian mengembalikan air itu ke atmosfer melalui daun dengan proses transpirasi. Salju dapat tetap berada di daratan selama satu atau dua musim dan bisa lebih lama hingga mencair dan airnya mengalir meninggalkan salju.
siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

2.6.2  Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi:
A. Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut
B. Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C. Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut
2.6.3 Unsur-Unsur Siklus Hidrologi
Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :
* Evaporasi ( penguapan dari badan air secara langsung
* Transpirasi (penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan)
* Respirasi ( pengupan air dari tubuh hewan dan manusia)
* Evapotranspirasi ( perpaduan evaporasi dan transpirasi )
* Kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titikair sebagai hasil pendinginan)
* Presipitasi (segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju)
* Infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap kedalam tanah)
* Perkolasi (air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau Groundwater)
* Run off ( air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut)

Proses terjadinya siklus hidrologi:
  • Air menguap dari permukaan laut atau samudera akibat sinar matahari, laju dan jumlah penguapan bervariasi, bagian terbesar adalah terjadi pada daerah dekat equator, dimana radiasi matahari memancar lebih kuat.
  • Uap air adalah murni, karena pada saat dibawa naik ke atmosfer kandungan garam akan ditinggalkan.
  • Uap air yang dihasilkan akan dibawa oleh udara yang bergerak, dan mengalami kondensasi kemudian membentuk butiran air yang jatuh sebagai presipitasi yaitu berupa hujan atau salju.
  • Presipitasi ada yang jatuh kembali ke laut atau samudera, daratan, dan sebagian lagi akan kembali menguap sebelum mencapai permukaan bumi.Presipitasi yang jatuh ke permukaan bumi, akan menyebar ke berbagai arah dengan berbagai cara pula.
  • Sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai genangan air, es atau salju, yang dikenal sebagai simpanan depresi.
  • Sebagai air hujan akan mengalir ke sungai atau saluran yang disebut aliran atau limpasan permukaan. Jika permukaan tanah porous, maka sebagian air akan meresapke dalam tanah melalui peristiwa yang disebut infiltrasi.
  • Sebagian lagi akan kembali ke atmosfer melalui penguapan dan transpirasi oleh tanaman (evapotranspirasi). Di bawah permukaan tanah, pori-pori tanah berisi air dan udara. Daerah ini dikenal sebagai zona kapiler (vadoze zone) atau zona aerasi.
  • Air yang tersimpan di zona kapiler disebut kelengasan tanah (soil moisture) atau air kapiler.
  • Pada kondisi tertentu, air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler, proses ini disebut interflow.
  • Uap air pada zona kapiler dapat juga kembali ke permukaan tanah, kemudian menguap. Kelebihan kelengasan tanah akan ditarik masuk oleh gravitasi dan disebut proses drainase gravitasi.
  • Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan akan jenuh air. Batas atas zona jenuh air disebut muka air tanah (water table).Air yang tersimpan dalam zona jenuh air disebut air tanah.
  • Air tanah ini bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan atau lapisan tanah sampai akhirnya keluar ke permukaan sebagai sumber air (spring) atau sebagai rembesan ke danau, sungai atau laut.
  • Air yang mengalir ke dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran permukaan atau air tanah yang merembes di dasar sungai.
  • Kontribusi air tanah pada aliran sungai disebut aliran dasar (base flow), sementara total aliran disebut debit (runoff)
  • Air yang tersimpan di danau, waduk atau sungai disebut air permukaan (surface water).


Kata kunci:
Evaporation (Penguapan)
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.

Transpiration (penguapan dari tanaman)
Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan.
Condensation (pengembunan)
Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Precipitation (presipitasi)
Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Infiltration (perkolasi)
Beberapa presipitasi dan salju cair bergerak ke lapisan bawah tanah, mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.

           
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
            Agroklimatologi merupakan ilmu yang sangat sangat berguna bagi setiap kalangan baaik dari yang terkecil hingga kalangan besar karena klimatologi sangat menpengaruhi semua makhluk hidup yang ada dibumi. agroklimatologi sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan keadaan struktur dalam bumi.
            Dari hasil tersusun makalah ini maka dapat di simpulkan bahwa agroklimatologi menpumyai peran dan manfaat yang sangat tergantung pada keadaan, susunan, struktur, lapisan dan isi yang ada di dalam bumi.
3.2. Saran
            Saran yang dapat saya berikan adalah pergunakanlah agroklimatologi dengan baik karena agroklimatologi merupakan salah satu penyusun struktur bumi. Oleh karena itu mari kita perdayakan sebaik mungkin.















DAFTAR ISI

Bayong Tjasyono, Dr, Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA - ITB, 1999.
http://arifkristanta.wordpress.com/belajar-online/suhu-dan-pengukurannya/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Kelembapan
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
http://air-qta.blogspot.com/2011/01/siklus-hidrologi.html